Senin, 21 Juni 2010

Jamus Kalimahyang Sahadat

  • dalam pengertiannya jamus berarti yang dipuja dan dimusti-musti, kalimah berarti dua bentuk tersendiri yang menunjuk dzat yang maha agung yaitu ALLAH Swt, sedangkan sahadat berarti penyaksian yang meliputi ucapan, hati, dan perbuatan.
jadi yang disebut jamus kalimahyang sahadat adalah realisasi dari segala apa yang ada dihati, diucapkan, dan dilaksanakan harus sesuai dengan rujukan dari dzat yang maha agung, atau pengejawantahan sifat hyang maha agung. sebab katiganya harus sejalan, untuk mengejawantahkan sifat, af'al, dan dzat yang maha agung, agar dapat merealisasikankan hal tersebut tidak ada pintu lain selain dari pintu Rasullullah Saw sebagai kholifah ALLAH dibumi yang kamil mukamil. yang tercermin jelas dari lafadz kalimah dua sahadat yaitu asshadu anla ilaha illallah waashaduanna muhammada rasulullah
  • dari situlah seorang hamba dapat sampai, mengenal, dan mengejawantahkan segala af'al Allah yang maha agung. dan memperoleh kejayaan dunia akherat. pintu yang telah Rasullullah masuki haruslah sama dengan pintu yang akan kita masuki, agar hasil dan tempat mendaratnya sama. karena Rasullullah sendiri telah sekian puluh abad lamanya berpulang, terus
    bagai mana kita dapat memasuki pintu yang telah rasullullah laksanakan. jawabanya adalah dengan pintu Al ulama warastatul ambiya . ulama sendiri banyak jumlahnya, terus ulama yang seperti apakah,? ulama yang sejati, ulama akherat, ulama yang benar-benar dicerdikan oleh ALLAH, ulama yang membimbing umat pada kebenaran., ulama yang zuhud, ulama yang berilmu tinggi, yang sakti tanpa aji, ulama tersebut terkumpul dalam ulama mursyid yang kamil mukamil yang tali silsilah rohaniahnya yambung dan sampai pada rasullulah.
hanya dengan hal tersebutlah seorang hamba dapat memperolaeh kehebatan jamus kalimahyang sahadat seperti yang telah disejarahkan nyatakan dalam dunia pewayangan dan adapat pula direalisasikan dalam kehidupan sekarang. hukum dari seorang hamba dapat mengenal tuhannya adalah wajib karena dengan mengenal tuhannya seorang hamba dapat menyatukan kehendak dirinya dan kehendak tuhannya. sedangkan orang yang memiliki jamus kalimayang sahadat tersebut disimbol nyatakan berupa semar badranaya. sangat benarlah simbol tersebut yang para Aulia gambarkan pada seni pewayangan berupa wayang semar. karena semar sendiri gambaran pengejawantahan seorang guru yang mursyid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar